Inspirasi

Jauh dalam diri manusia ada kekuatan yang tertidur, dan apabila terjaga akan begitu dahsyat .....apalagi bila disadari dan dikembangkan

Jumat, 21 November 2008

Kisah Pohon Jambu




Di dusunku ada 2 orang kaya yang memiliki pohon jambu, sebutlah Pak Amat dan Pak Amit.
Pak Amat adalah tipe orang ndeso yang murah hati sedang Pak Amit adalah sosok orang yang katrok dan kikir.

Kebetulan rumah kedua saudagar itu berhadapan dan terletak diujung desa, yang merupakan pintu gerbang masuk dusun kami yang subur itu.

Tiap hari banyak orang yang lalu lalang, bahkan beberapa di antara mereka ada yang berteduh di bawah pohon jambu milik Pak Amat yang rindang itu. Karena Pak Amat tidak pernah memagari halamannya.

Ketika musim jambu tiba, Pak Amat selalu mempersilahkan orang untuk mampir ke rumahnya yang asri itu..... dan semua orang boleh mencicipi jambu sesukanya. "Silahkan Den mampir ke gubug kami ..... dan jangan malu mencicipi jambu cincalow kami", “Anggaplah seperti di rumah sendiri”, begitu kata Pak Amat mempersilahkan tamunya bak seorang Raja.

Walhasil banyak orang yang menyukai Pak Amat .... sehingga di rumahnya banyak sekali orang yang berkunjung saban harinya. Para tamu Pak Amat itu biasanya menjolok jambu dengan peralatan sekenanya ….. sehingga banyak jambu-jambu yang berjatuhan dan berserakan mebuat kotor halaman Pak Amat. Namun Pak Amat tetap berbesar hati, senyumnya senantiasa tersungging dari bibir yang berkumis lebat itu meskipun setiap menjelang petang harus menyapu halaman tersebut seorang diri.

Berbeda dengan Pak Amit .... halamannya yang cukup luas itu dipagarinya dengan kawat berduri , apalagi musim tahun ini pohon pak Amit berbuah sangat lebat dan rasanya …amboi manisnya.

Akhir pekan ini Pak Amit berencana memanen jambu tersebut dan menjualnya ke Tengkulak Suryo, maklar buah-buahan dari dusun sebelah. Sampai suatu siang sebuah batu sekepal tangan melesat dan menjatuhkan beberapa bulir jambu yang ranum itu ….. rupanya si Bejo anak SD Karang Kobar yang masih duduk di kelas 2 itu yang melemparinya.

Si Bejo yang punya reputasi selalu tinggal kelas itu tak kuasa menahan air liurnya ketika matanya telah tertumbuk pada cincalauw yang ranum hasil lemparanya yang sungguh talent dan jitu itu ……..

Namun tanpa disangka dan dinyana Pak Amit keluar dan sembari mengacungkan golok mengejar si Bejo.

Masih beruntung kaki si Bejo seramping kaki kijang, sehingga dengan secepat jepretan blitz kamera tempo doeloe, Bejo mampu mengambil langkah dua ribu .... terbirit barat...menyelinap dalam rerumpunan pohon tebu tak terkejar..........

”Kurang ajar...... kecil-kecil sudah maling ...... awas kalau berani kesini lagi .....kucincang kau jadi srundeng.”, begitu umpat pak Amit yang memang terkenal super pelit ini.......

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan ketika musim jambu kembali tiba setahun kemudian. Pohon jambu Pak Amat berbuah semakin lebat dan berkualitas rasanya ....... namun tragis Pohon jambu Pak Amit kali ini berbuah hanya sedikit saja ..... dan itupun rasanya masam .....

Begitulah pembaca yang pakdiman eh budiman ....... kisah Pak Amat dan Pak Amit ini membawa kita dalam permenungan..... bahwa alampun akan senantiasa berbuat adil terhadap perbuatan kita ..... untuk itu marilah kita senantiasa berbagi ..... terutama kepada mereka yang kekurangan ...... Amin.

Tidak ada komentar: